Sabtu, 15 Desember 2012

Ini Ceritaku..

ini cerita di mulai dari awal kehidupanku yang membosankan, penuh dengan keramean dan candaan, iya aku sudah terbiasa dengan sendiri, dan aku membenci kebisingan, kebohongan dan kekanak-kanakan. tawaku adalah suatu kebohongan dan candaku adalah suatu keseriusan, aku melangkah dalam kehadiran jiwa dan kekosongan, bertemu dengan seorang gadis lalu pergi.. itulah baru awal dari kebiasaan..
2 tahun lalu.. aku sengaja memeriksakan diri di tubuhku ini dan otakku, siapa tau ada gangguan yang membuatku bosan dengan ramainya keadaan, setangah jam berlalu untuk mengecek kondisi dalam tubuhku, dan tak kusangka hasilnya Negatif. aku bertanya pada diriku seburuk itukah penyakit dalam diri ini, 1000 pertanyaan ada dalam benakku yang akhirnya aku bertanya pada dokter muda itu..


saya: Dok.. sebenarnya apa penyakitku ini?? apakah bisa di sembuhkan..??

Dok: sebelumnya aku bertanya padamu, apakah kau sering merokok?? kalo iya kira2 berapa bungkus dalam sehari???

saya: saya merokok dok, sehari bisa 1 bungkus kadang 1 setengah bungkus, tergantung suasananya dok..

Dok: dari kapan kau mulai merokok??

Saya: dari SD dok, sekitar kelas 5 SD saya udh mulai merokok..

Dok: pantas!!!

saya: kenapa dok????

Dok: kamu mengalami gangguan jantung dalam tubuhmu, dan pengendapan otak yang membuat otak tak mampu berfikir atau menyimpannya, jika ini tidak di tangani secara medis atau dari awal, hidupmu pasti tidak akan lama lagi.. dan aku memfonis sekitar 1 tahun, yan.. berhentilah merokok, dan mulailah hidup sehat, apa dadamu sering kali mengalami kesakitan??

Saya: kadang-kadang dok saya mengalami kesakitan yang luar biasa, dan sudah ketergantungan dengan obat-obatan.. tapi saya berpikir dok, apakah dengan berhenti merokok saya tidak akan mati, apakah saya akan bisa hidup lebih lama?? dan bagaimana cara penyembuhannya.??

Dok: jantungmu sudah terlalu kotor, harus di bersihkan dan di oprasi, kemungkinan itu hanya memperpanjang kehidupanmu.. ya kira2 sampai 5 tahun.

mungkin..mendengar kata dokter seperti itu membuat suasana semakin menegang dan membuatku lebih depresi, yang pada akhirnya aku beradu argumen dengan dokter dan menanyakan yg tidak seharusnya di tanyakan..


Saya: waaah.. anda itu seperti Tuhan dok, bisa melihat bagaimana aku bisa mati dan bisa menentukan kapan matinya.. hebat!!

Dok: siapa bilang saya tuhan.. saya hanyalah manusia biasa.. yang menentukan mati Tetap tuhan bukan saya..!! (dengan nada keras)

Saya: laah itu dokter tadi bilang memfonis saya 1 tahun bakalan mati kalo saya tetap merokok, kalo dokter bukan Tuhan berarti malaikat doonk..??

Dok: saya tekankan lagi saya bukan Tuhan maupun malaikat!! saya bisa tau penyakitmu dan kapan kau akan mati juga karena saya dokter, ahli dalam kesahatan dan saya tau bagaimana kondisi pasien saya, itu juga karena melakukan pemeriksaan bukan asal mengobati atau bilang...!!!

Saya: saya tau dok.. tapi dengan dokter mengatakan seperti tiu membuatku merasa hidupku sudah tak ada..

Dok: maka dari itu berhentilah merokok dan cobalah hidup dalam kesehatan, buang semua kebiasaan buruk..

Saya: apakah dengan cara seperti itu saya bisa hidup dok..???

Dok: ya paling tidak km akan hidup lebih lama..

Saya: tetap saja kan semua orang pasti akan mati.. tidak ada di dunia ini yang abadi dok, dan kematian akan menjemput siapapun, kapanpun dan bagaimanapun keadaannya, dan ujung2nya saya tetap mati dok!! tidak ada perbedaannya kalo saya menjauhkan dari rokok, miras, semuanya tetap akan kembali Ke Tuhan dok, saya tidak peduli bagaimana saya mati, dan saya tak peduli bagaimana saya hidup lebih lama, saya menikmati semua ini, berjalan seperti air yang mengalir, dan jika dalam 1 tahun saya memang sudah di takdirkan untuk mati, itu tak masalah buatku.

Dok: bagaimana kau berpikiran seperti itu.. orang sakit saja yang hidupnya tidak lama ingin hidup lebih lama, tapi kamu malahan menikmati semua itu.. orang2 di sini takut akan kematian tapi km menikmati kematian itu..??

Saya: sudah saya bilang dok.. setiap orang pasti akan mati juga bukan.. dan saya lebih baik mati muda dari pada merepotkan orang2 di sekitar, bahkan membuat beban dalam hidup orang, dan yang tersial ada yang berumur tua, mereka yang tua dan takut mati karena mereka masih menanggung beban di dunia ini, dan lebih banyak melakukan kesalahan!!!

Dok: terserah dirimu saja km mau bilang apa.. tapi yang jelas saya hanya bisa bilang berhentilah merokok, mulai kebiasaan baik dengan berolah raga, dan ini adalah obat anti sakit.. kau harus meminumnya kalo jantungmu sedang sakit atau kambuh..

Saya: terimakasih dok.. seneng bisa berbicara denganmu..Dok: iyah saya juga senang bisa bicara denganmu.. GoodLuck...


Dan akhirnya aku kembali menyelusuri lorong tanpa adanya penyesalan.. kepuasaan yang aku dapatkan. sungguh ironi jika aku menceritakan semuanya, dan seseorang pasti akan mengasihaniku, biar ku simpan dalam cerita ini.. hari berganti hari, 1 tahun sudah ku lewati dan aku masih terbiasa dengan kesendirianku.. aku menikmati semuanya.. walaupun sakit di dalam hati, Maret tanggal 17 tahun 2011, seharusnya aku sudah mati.. tapi kenapa aku masih hidup dan aku tetap melakukan aktifitasku, rokok dan segala macam yang aku lakukan.. ini mulai terasa aneh, walaupun sering jantungku kambuh dan mengalami kesakitan yang luar biasa, akhirnya aku datangi dokter itu, namanya dokter indra, aku datang dan memeriksa diriku lagi, dokter hanya bilang...


Dok: luar biasa yan... kau masih hidup di sini.. walaupun penyakitmu berlahan menggerokotimu.. tak kusangka kau kuat juga, kenapa kau kembali kesini yan?? bukannya nasehatku tidak di dengarkan..

Saya: hanya memastikan kalo dokter salah, dan kalo dokter bukan Tuhan.. (sambil tertawa)

Dok: hah.. sudah saya katakan saya hanyalah manusia biasa yang di bekali akal dan pikiran saja dan bukan Tuhan!!

Saya: benar..!! terimakasih dok saya pulang..

Dok: Tunggu yan.. bawalah bukti ini.. mungkin kau akan memerlukannya..

Saya: tidak Terimakasih, saya tidak ingin semua tau kalo saya mempunyai penyakit yang menurut dokter kronis.. terimakasih simpan saja di sini..


akhir berselang dalam kesendirianku, aku terdiam menuju suatu tempat di mana itu membuatku nyaman, bukit bintang.. tempatku yang nyaman sepi dan membuatku lebih berarti.. aku senang di sini, dan berharap kematianku juga di sini.. selang waktu berganti, menjadikan aku senyum dengan kebohongan oleh teman2 sejarahku.. tertawa bercanda dengan mereka, tapi hati ini sungguh tak bisa di bohongi ada sesuatu yang membuatku tak bisa merasakan apa2, hati ini penuh dengan kesepian, dan kesengsaraan, dan aku tak tau apa yang aku pedulikan, aku tak pernah menyakiti siapapun dan aku tak pernah membuat mereka tersakiti, mungkin karena ucapanku dan sikapku yang masih kekanak-kanakan.
kalo sudah berbicara tentang cinta memang sangat sangat panjang kisahnya.. dan ku lebih suka tidak percaya dengan adanya cinta di dunia ini.. cinta hanya untuk orang2 yang beruntung, sedangkan aku bukan orang yang beruntung..


akhir tahun 2011 membuatku merasa tak ada ceritanya, aku bahkan tak ingat dimna saat itu, semua orang berbondong2 keluar untuk menyambut tahun 2012, tapi aku saja lupa di mana pada saat itu, yang aku ingat aku di tempat yang sepi dan sunyi dengan di temani kegelapan dan keraguan.. aku bukanlah orang yang pantas untuk merayakannya, karena di hatiku tidak di selimuti oleh hawa bahagia, hanya uank yang membuatku cukup untuk tersenyum, untuk membeli temanku yaitu rokok dan kopi, dan tentunya sang note book kecil ini.. 2011 berlalu sekarang berganti tahun 2012, yang mendengar kabar bahwa tahun ini akan ada kiamat, hah, aku hanya bisa tertawa dalam ketakutan org2 di sekitar, kuliahku tidak semulus seperti anak2 remaja lainnya.. aku mengalami periode dan kegagalan dalam mengulas materi yang di ajarkan oleh dosen, dan membuatku muak dengan kehidupan ini, 2012 waktu untuk melangkah ke semester 7 dan saat itu aku harus mengambil mata kuliah KKN-PPL yang membuatku bosan untuk menghadapinya, belum juga kuliah yang belum selesai membuatku merasa tak nyaman.
juni 2012, ayahku terkena serangan strock yang menurutku berat.. dan harus di larikan ke rumah sakit RSMS, hidupku semakin tak mengerti dan semakin menggila, keluar dari pekerjaan ku adalah bukan cara untuk menggapai suatu permasalahan di sini, dan di sini aku bersikap dewasa, aku bertanya dalam hati, kenapa bukan aku saja yang terkena, atau KAU bisa mengambil nyawaku sebagai ganti penyembuhan ayahku, aku tak sanggup melihat wanita menangis apa lagi dia adalah sesosok ibu dan ayah, tapi apa dayaku hanya bisa berdo'a di dalam hati.
juli 2012 menemani ayahku di RS mempertemukanku dengan dokter indra, ternyata dia pamitan untuk bertugas di luar kota dan di hanya berpesan, hargailah hidupmu itu.. dan aku sempat bertanya di mana dokument2ku tentang penyakitku, dan dia hanya bilang ku hilangkan, dan aku tertawa, membuatku merasa lebih aman dan mengerti akan akhir hidupku ini.
jantungku mungkin tak sesehat jantung yang lainnya, tapi aku percaya bahwa kehidupanku tak akan mudah untuk meninggalkan dunia ini.
pembekalan KKN-PPL membuatku merasa merepotkan, bangun pagi, dan semua yang aku jalani membuatku merasa bosan, hampir beberapa ratus orang untuk tanda tangan memasuki gedung auditorium, aku dan teman2ku masih santai dengan duduk dan sambil merokok, daaan aku melihat sebuah pandangan yang indah di depanku, entah lah dia siapa aku tak mengenalnya, dan aku harap dia satu KKN-PPL padaku, pandangan pertama walaupun aku tak percaya dengan cinta, dan aku pikir..... Arrrrggghhhh aku buang semua pikiran itu, dan tak akan ada orang yang menyukaiku, dan itu juga tak mungkin, aku buang semua perasaan untuk mendapatkan seorang wanita di kampus ini, tapi kenyataannya berbeda, 2 hari setelah pembekalan selesai, rapat dan perkenalan satu persatu, dan aku bukan orang yang jago untuk berkenalan bahkan bergaul dengan lainnya, karena itu sudah menjadi kebiasaanku, sendiri lebih enak, tapi ternyata hawa kekonyolanku mengekuarkanku, dan ia.. dia di sana dan satu KKN-PPL denganku, tapi aku sudah buang perasaan itu, bahkan aku tak mencoba untuk berkenalan dengan dia atau mereka, biarkan semua mengalir seperti apa adanya.. dan akhirnya kita bisa dapat bertemen walaupun aku susah mengingat nama2 mereka, masih dengan keadaan yang membosankan, pulang ke RS berangkat dari RS dan itu aku lakukan setiap hari, kalo waktu sabtu dan minggu waktunya pulang rumah.
aku sudah berjanji tak akan pernah jatuh cinta di KKN-PPL bahkan di kampus tapi kenyataanya berbeda.. ada yang mematahkan janji itu.. iya di wanita yang pertama ku lihat di pembekalan, dan membuatku merasa harus mencintainya, selang waktu berlalu 1 bulan KKN-PPL bukanlah hal yang gampang, tapi menyusahkan dan memberatkan, harus bangun pagi, pagi2 sudah mengajar, dan seperti itu selanjutnya dan itu membuatku bosan, tapi dia.. dia memberikan semangat baru untukku (walau sementara), jadian dengan dia bukanlah suatu pilihan tapi adalah suatu keharusan, keharusan ingin membahgiakannya dan melindunginya, waktu bukanlah bentuk dari pemikiran yang berarti, aku merasa berbeda dan aneh dengan sikap ku yang itu. agustus 2012 ayahku pulang dan merayakan idul fitri di rumah, dan aku berharap  ayahku bisa di sembuhkan dan bisa sembuh dengan bergilirnya waktu.
Oktober 2012 bulan yang penuh dengan kenangan, entah itu suatu kebenaran atau bukan, aku merasa hubunganku dengannya berbeda, saling beradu argumen dan sedikit rentan, tapi itu membuatku menjadikan sikap dewasa, dan belajar dari kemarahan kesabran, oktober adalah waktu aku keluar dari KKN-PPL, dan aku tau kehidupanku akan jaaauuuhh lebih berbeda dari sekarang saat itu, perpisahan dengan guru2 termasuk murid membuatku merasa tidak ingin keluar dari sini, tapi itu adalah sebuah proses bagaimana aku akan hidup berbeda nantinya, iya setelah selesai KKN-PPL aku masih bersamanya, dan anak2 sejarah menceritakan kisahnya yang berbeda-beda, tapi aku masih tetap terdiam kecuali mereka bertanya, untuk apa aku bercerita kalo tidak pernah ada yangt mendengarnya, bahkan pacarku sendiri, hubunganku sangat rentan, 1 hari berantam 1 hari baikan, dan begitu seterusnya, bahkan pernah 2 sampai 3 hari, dan aku tak tau apa yang kita ributkan, aku tak mengerti perasaan wanita.
november 2012 yang akhirnya aku harus berpisah dengannya karena suatu perbedaan, dia memilih pergi meinggalkanku sendiri lagi, aku tak mengerti, bahkan aku juga merasa sudah tak berarti di matanya, seakan-akan aku hanyalah barang yang sudah tak laku atau bisa di sebut bekas, mungkin kah dia sudah mengaturnya, atau mungkin aku hanyalah sebuah permainan untuknya, dan aku masih ingat denga kata2nya, kau kumainkan seperti layangan, tarik ulur hatiku yang akhirnya benang itu patah dan layangan kabur entah kemana.

2 tahun sudah berlalu, mengikis kerinduan yang tak pernah layu, kenangan yang tak bisa ku ceritakan banyak, mungkin hanya sebagian yang aku ingat. desember 2012 aku masih mengingatnya bahkan membuatku merasa marah, taaapi seperti yang aku bilang, aku sudah terbiasa dengan kesendirianku, aku sudah terbiasa dengan kelemahanku, dan aku bisa hidup hari ini karena keegoisanku, aku hidup sendiri, bahkan mungkin aku mati akan sendiri dan tak akan ada yang menangisiku, mereka temanku, tetap saja temanku, bukanlah suatu yang spesial untukku, mereka keluargaku, tetap saja keluargaku, bukan suatu yang spesial di hadapanku, yang akhirnya semuanya pasti akan hilang. aku masih hidup hari ini, dan sebentar lagi 2013 yang membuatku harus menunggu lama dengan kematian ini, aku percepat dengan kematianku tapi itu tak mempengaruhiku, bahkan menguatkanku, aku ingin mati dalam kenangan bukan harapan, aku ingin mati dengan senyum bukannya merenyuh.. dan aku inginkan itu... sebuah cerita di ceritakan oleh sang pencipta, ingin rasanya berbagi dengan yang lain, tapi itu lah aku, aku sendiri, dan memang lebih baik sendiri, biarkan ke egoisanku tak membawa kalian merasa terbebani, dan biarkan kehidupan ini mengalir seperti air, biarkan semuanya berjalan seadanya, aku akan tetap sendiri dengan kematiaku.. dan bukan saatnya kehidupan ini untuk di tangisi tapi untuk di syukuri.. dan mungkin kematianku nanti akan menjadi sebuah kehidupan baru bukan orang sepertiku tapi orang yang lebih baik dari pada aku, dan untuk dokter terimakasih sudah menyarankannya tapi aku tidak akan berhenti sampai kapanpun rokok adalah bagian jiwaku sekarang.. dan cinta adalah hal yang paling menyebalkan di dunia ini.. aku membenci Cinta itu.. cinta hanyalah sebuah kebohongan besar yang aku miliki sekarang.. dan aku tak akan pernah mempercayai itu lagi...


This is a story from my past

Sabtu, 07 Juli 2012

Beberapa kelompok revolusioner yang mendorong lahirnya proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.



"Kelompok Sukarni"
Sukarni bekerja di kantor Sendenbu (Barisan Propaganda), pernah juga menjadi anggota Pengurus Besar Indonesia Muda di Jaman Belanda. Kelompok ini didukung oleh: pemuda-pemuda Kusnaeni, Abdul Muluk, Adam Malik, Armunanto, Pandu Kartawiguna, M. Nitimihardjo, Syamsuddin, dan banyak yang lain. Mereka sering membuat brosur-brosur provokatif bermarkas di Menteng-31.

"Kelompok Syahrir"
Mula-mula disebut "Kelompok Hatta Syahrir", tapi karena Hatta sangat berkompromi dengan Jepang, maka terjadi perpecahan diantara mereka. Kelompok ini memiliki jaringan ke masyarakat luas lewat kelompok politik bawah tanah. Kelompok Syahrir didukung Sudarsono, Sugra, Hamdani, Kartamuhari.

"Kelompok para pelajar"
Terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu yang berhimpun di Asrama Ika Daigaku (sekolah kedokteran tinggi) di Prapatan-10, dan kelompok BAPERPI, berpusat di Cikini-71. Mereka memiliki organisasi yang bernama Persatuan Mahasiswa, dipimpin oleh Djohan Nur, Sayoko, Syarif Taib, Darwis dan Eri Sudewo.
Kelompok ini mengajukan tuntutan "Bebas dan Merdeka".
Para pemuka kelompok pelajar al.: Chairul Saleh, Djohar Nur, Darwis, Kusnandar, Subadio Sastrosatomo, Eri Sudewo, Bahar-razak, Cenan, Abu Bakar, Rasyid Siregar, Wahidin, EA Ratoelangi dan banyak lainnya.

"Kelompok Kaigun"
Kelompok Kaigun (Angkatan Laut Jepang) terdiri dari tenaga revolusioner yang bekerja di kalangan Angkatan Laut Jepang dengan tokoh-tokoh al. Mr. Subardjo, Sudiro, Wikana, E. Chairudin, Djojo pranoto, dll. Kelompok ini bangkit karena politik "Kemerdekaan Hadiah" dari Jepang, mereka sangat disiplin dan cukup berwawasan luas serta memiliki informasi tentang kekalahan pertempuran laut antara Jepang dan Sekutu di perairan Asia-Pasifik. Di Asrama Pemuda Angkatan Laut yang saat itu dipimpin oleh Wikana, pelajaran umum dan politik sering diberikan oleh Syahrir, Soekarno, Hatta, Iwa Kusumasumantri, Subardjo, Suwandhi dkk. Kelompok ini

Empat kelompok diatas sangat mempengaruhi situasi Jakarta. Mereka bergerak untuk mendorong & menyongsong kemerdekaan Indonesia.

Perundingan Cikini, 15 Agustus 1945
Pada malam hari 15 Agustus 1945 beberapa pemuda mewakili kelompok masing-masing hadir dalam rapat di Cikini-71. Rapat itu dibuka oleh Chairul Saleh. Masing-masing utusan menyampaikan keterangan-keterangan serta pikiran-pikirannya.
Setelah larut malam dicapai mufakat bersama, bahwa
(a): kemerdekaan harus dinyatakan sendiri oleh rakyat, jangan menunggu kemerdekaan sebagai hadiah;
(b): Bung Karno-Bung Hatta harus dibawa menyingkir keluar kota.

Sukarno-Hatta disingkirkan keluar kota

Pukul 4 pagi, dari Jl. Cikini-71, Chairul Saleh, Sukarni, J.Kunto dan Dr. Muwardi berangkat mula-mula ke rumah D. Asmoro di Jl. Pekalongan. Kemudian Dr. Muwardi diantar ke Pegangsaan Timur 56 untuk menjemput Soekarno. Sukarni dan J. Kunto ke rumah Bung Hatta.
Tercatat tanggal 16-Agustus-1945 pukul 04:30 pagi mereka semua berangkat keluar kota dengan bergegas-gegas. Chairul Saleh kembali ke Cikini-71 untuk mengorganisir pemuda lain.

Rengas Dengklok, daerah
pertahanan Republik yang pertama

Bung Karno, Fatmawati, Guntur (bayi), Hatta tiba dengan selamat ditangsi Rengas Dengklok dan tinggal sementara di rumah Djiauw Kie Siong. Rengas Dengklok adalah basis pertama daerah Republik.
Sejak tgl 14/8/1945, daerah ini mendapat penjagaan ketat dan tunduk pada peraturan pemuda republik.

Jakarta tgl 16/8/1945

Chairul Saleh - sebagai pemimpin Komite van Actie, mengambil inisiatif menggalang rakyat dan pemuda yang sudah tidak sabar, kemudian mengadakan perundingan untuk menyusun siasat dan aksi.

Dibantu Cudanco Abdul-Latif (Peta), Daidanco Kasman Singodimedjo (Peta), di ruangan bilyar di Kebon Binatang, tgl 16/8/1945, pukul 11:30 Chairul Saleh mengadakan perundingan dengan pemimpin Seinendan. Keputusan penting adalah: "Peta-Heiho memelopori perlawanan rakyat terhadap kekuasaan militer Jepang di kota Jakarta". Rakyat dan pemuda digerakkan.

Persetujuan Rengas Dengklok

Kira-kira pukul 04.00 sore, J.Kunto dan Mr. Soebardjo & Soediro berangkat menemui Bung Karno-Hatta di Rengas Dengklok dan menyampaikan berita bahwa "Jepang sudah menyerah kepada Sekutu". Sukarno-Hatta menyatakan siap sedia bersama seluruh rakyat menyatakan proklamasi kemerdekaan dan setuju menanda-tangani proklamasi kemerdekaan di Jakarta.
Persetujuan ini dinamakan Persetujuan Rengas Dengklok.

Pertemuan malam di Oranje Nassau Boulevard

Tengah malam 16/17 Agustus 1945, Rombongan Rengas Dengklok tiba di rumah Laksamana Maeda. Disana sudah dinantikan oleh BM Diah (harian Asia Raya); Semaun Bakri, Sayuti Melik Mr. Iwa Kusuma Sumantri.
Sukarni dan J. Kunto meninggalkan tempat untuk pergi ke Jl. Bogor Lama, dimana Chairul Saleh, Adam Malik, Wikana, Pandu Wiguna, M. Nitimihardjo, Kusnaeni dan Syahrir berkumpul. Setelah berunding, akhirnya Sukarni dan Chairul Saleh berangkat ke Oranje Nassau Boulevard.

Kira-kira pukul 01:30 malam, dimulai pembicaraan susunan kata-kata proklamasi.
Text proklamasi secara mufakat diselesaikan oleh Bung Karno dengan corat-coret perbaikan, kemudian di ketik oleh Sayuti Melik.

Penanda tanganan Naskah Proklamasi RI

Dengan di saksikan oleh Sukarni, Chairul Saleh, Mr. Soebardjo, Mr. Iwa Kusuma Sumantri, Sudiro, BM Diah, Sayuti Melik, Semaun Bakri, kira-kira pukul 02:00 pagi dinihari tanggal 17 Agustus 1945 - pernyataan proklamasi ditanda-tangani oleh Bung Karno - Bung Hatta atas nama rakyat.


Proklamasi RI di Pegangsaan Timur-56

Setelah Proklamasi ditanda-tangani di Oranye Nassau Boulevard, di Jl. Bogor Lama para pemuda segera mengadakan perundingan mengatur cara-cara penyebarannya. Kemudian perundingan dipindahkan ke Kepuh, dan pindah lagi ke Def-Van den Bosch 56. Tiga kelompok (pelajar, Sukarni & golongan Kaigun) melakukan pencetakan kilat pengumuman pernyataan proklamasi kemerdekaan yang disebarkan pagi buta tgl 17/8. Dengan spontan seluruh rakyat pagi-pagi bergerak dan menyambut gembira.

Tepat tgl 17/8/1945, pukul 10:00 pagi, Sukarno memberikan pembukaan singkat, lalu membacakan NASKAH PROKLAMASI REPUBLIK INDONESIA, disusul dengan upacara menaikkan bendera Merah-Putih (yang dijahit oleh Fatmawati).
Dengan Proklamasi Republik Indonesia oleh Sukarno-Hatta, berkobarlah Revolusi Indonesia - dalam perjuangan kemerdekaan.

Proses berikutnya adalah pembentukan Pemerintahan Republik, pengesahan undang-undang dasar dan penetapan sementara Presiden dan Wakil Presiden Sukarno-Hatta.

Sejarah baru Indonesia mulai tertulis setelah sekitar 350 thn bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda dan 3,5 thn dijajah oleh Jepang.


Dari berbagai sumber untuk mengenang para perintis dan pejuang Kemerdekaan RI..

Sejarah Pendudukan Jepang


(1942-1945)

Masa penjajahan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke AS dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.




Latar belakang
Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.

Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f0/Hideki_Tojo.jpg/469px-Hideki_Tojo.jpgDescription: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/82/Admiral_Isoroku_Yamamoto.jpg/260px-Admiral_Isoroku_Yamamoto.jpgDescription: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cc/Chuichi_Nagumo.jpg/200px-Chuichi_Nagumo.jpg

Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.

Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.

Menemukan Akar Gerakan Perempuan Indonesia




Oleh: Mukhotib MD

Berbagai diskusi sejarah gerakan perempuan Indonesia, biasanya—paling sering—menyandarkan diri pada tokoh Kartini, yang disebut-sebut sebagai tokoh emansipasi perempuan Indonesia. Walaupun kepahlawanan yang dilabelkan kepada Kartini pantas untuk diragukan. Bukan saja ia tidak melakukan apa pun kecuali hanya imajinasi semata-mata, tetapi ia sendiri bersedia menjadi istri dari laki-laki yang sudah beristri. (Gadis Arivia: 1997). Menguatnya kajian gerakan perempuan bersandar pada Kartini, setidaknya karena ia meninggalkan written text, yaitu surat-surat yang ditulisnya dan lalu diterbitkan dalam sebuah buku yang amat terkenal, “Habis Gelap Terbitlah Terang”. (Maria Hartiningsih: 2000). Berkaitan dengan buku di atas, tidak sedikit pula para ahli yang menyangsikan keasliannya sebagai karya asli Kartini (Saskia Eleonora Wieringa: 1999).

Kajian lain justru menunjukkan, tokoh seperti Dewi Sartika, sebenarnya jauh lebih jelas melakukan tindakan-tindakan aksi ketimbang Kartini yang tidak pernah melakukan apa-apa. Dewi Sartika mendirikan sekolah pertamanya pada tahun 1904 dengan nama Sekolah Istri dan selanjutnya diubah menjadi Sekolah Keutamaan Istri. Hingga tahun 1912, Dewi Sartika telah mendirikan 9 sekolah, jumlah yang mencapai 50% dari keseluruhan sekolah di Pasundan (Marianne Katoppo: 2000).

Kecurigaan sebagian peneliti terhadap written text itu, setidaknya bersandar pada kemungkinan adanya keinginan Belanda untuk membuktikan keberhasilan politik etis, dengan dibukanya peluang-peluang bagi bangsa Indonesia untuk mendapatkan pendidikan. Sebab, semangat pendidikan di Indonesia akibat politik etis—sesungguhnya tidak dimaksudkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, tetapi lebih untuk menunjang terselenggaranya pemerintah Hindia Belanda. Mereka yang telah mendapatkan pendidikan dimaksudkan agar bisa dapat bekerja di kantor-kantor pemerintahan Belanda. Sudah pasti, kebanyakan hanya menduduki jabatan pegawai rendahan. (Sukanti Suryochondro: 1995).

Tetapi, menurut Sukanti Suryochondro, setidak-tidaknya—meski tidak secara langsung, kebijakan politik etis telah membangkitkan semangat di kalangan kaum perempuan untuk bergerak dan berjuang mendapatkan persamaan hak pendidikan bagi perempuan. Buah dari semangat ini, berdirilah Poetri Mardika (1912), salah satu organisasi perempuan yang kelahirannya memang mendapat dukungan dari Boedi Oetomo (organisasi laki-laki). Dalam perkembangannya, Poetri Mardika pernah mengajukan mosi kepada Gubernur Jenderal pada tahun 1915 agar perempuan dan laki-laki diperlakukan sama di muka hukum.

Setelah ini berdiri banyak perkumpulan perempuan baik yang didukung oleh organisasi laki-laki maupun yang terbentuk secara mandiri oleh perempuan sendiri. Sebut saja misalnya, Pa*wiyatan Wanito (Magelang, 1915), Percintaan Ibu Kepada Anak Temurun—PIKAT (Ma*na*do, 1917), Purborini (Tegal, 1917), Aisyiyah atas bantuan Muhammadiyah (Yogyakarta, 1917), Wanito Soesilo (Pemalang, 1918), Wanito Hadi (Jepara, 1919), Poteri Boedi Sedjati (Su*ra*baya, 1919), Wanito Oetomo dan Wanito Moeljo (Yogyakarta, 1920), Serikat Kaoem Iboe Soematra (Bukit Tinggi, 1920), Wanito Katolik (Yogyakarta, 1924). (Sukanti Suryo*chondro: 1995). Dalam catatan sejarah, hampir setiap organisasi perempuan ini, menerbitkan majalah mereka sendiri sebagai media untuk membentuk opini publik sehingga gagasan-gagasan mereka terkomunikasikan ke dalam masyarakat luas.

Secara umum sifat tujuan organisasi tersebut adalah sosial dan kultural, memperjuang*kan nilai-nilai baru dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, mempertahankan ekspresi kebudayaan asli melawan aspek-aspek kebudayaan Barat yang tidak sesuai. Hampir tidak ada sumber yang bisa dilacak kegiatan politik macam apa, kecuali catatan-catatan yang lebih menunjukkan pada kegiatan-kegiatan sosial-budaya.

Gerakan nasionalisme juga berkobar di kalangan organisasi perempuan, dan pada tang*gal 22 Desember 1928, diadakan Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta. Kongres ini melahir*kan semacam federasi organisasi perempuan dengan nama Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI) dan pada tahun 1929, setahun setelah terbentuknya, diganti menjadi Peri*kat*an Perkumpulan Istri Indonesia (PPII). Pada awal berdirinya, upaya-upaya yang dilakukan adalah perhatian pada lingkungan keluarga dan masyarakat, kedudukan perempuan dalam hukum perkimpoian (Islam), pendidikan dan perlindungan anak-anak, pendidikan kaum perempuan, perempuan dalam perkimpoian, mencegah perkimpoian anak-anak, nasib yatim piatu dan janda, pentingnya peningkatan harga diri perempuan, dan kejahatan kimpoi paksa. Perhatian ini meluas, misalnya, pada tahun 1935 dibentuk Badan Penyelidikan Perburuhan Kaum Perempuan—salah satunya rapat umum untuk perempuan buruh batik di Lasem Jawa Tengah, membentuk Badan Pemberantasan Buta Huruf, Badan Pemberantasan Perdagangan Perempuan dan Anak-anak (Sukanti Suryochondro: 1995).

Perkembangan gerakan perempuan semakin maju, ketika dalam Kongres Perempuan II, Maret 1932, isu nasionalisme dan politik muncul, selain soal perdagangan peremuan, hak perempuan dan penelitian keadaan sanitasi di kampung serta tingginya angka kematian bayi. Ki Hajar Dewantara, dalam pidatonya mengatakan, sangat terkesan dengan perjuangan feminis di Turki, Cina, Persia, dan India, yang memberikan kontribusi sangat besar bagi suksesnya perjuangan nasional di negara mereka. Dua tahun sebelum Kongres II ini, pada tahun 1930, Suwarni Pringgodigdo, mendirikan organisasi perempuan yang aktif dalam perjuangan politik, yaitu Istri Sedar di Bandung dan menerbitkan jurnal Sedar. Perjuangan lain, adalah upaya gerakan perempuan untuk menentang poligami yang dipandang merugikan perempuan.

Pada tahun yang sama dengan berdirinya Istri Sedar tahun 1930-an, para aktivis perempuan dalam Sarekat Rakyat mengorganisasikan demonstrasi politik untuk buruh perempuan dengan tuntutan kenaikan upah, kesejahteraan buruh dan keselamatan kerja. Salah satu aksi yang paling mencolok, sebenarnya justru demonstrasi yang dilakukan sebelumnya, yaitu pada tahun 1926 di Semarang yang menuntut perbaikan kondisi kerja bagi buruh perempuan, dengan memakai caping kropak. Selama pembrontakan komunis pada tahun 1926 banyak perempuan ditahan bukan hanya karena mereka membantu suami mereka, tetapi juga karena aktivitas mereka sendiri. Bersama dengan laki-laki, banyak perempuan yang diasingkan ke Boven Digul, sebuah kamp konsentrasi Belanda di Irian Jaya. Sukaesih dari Jawa Barat, dan Munasiah dari Jawa Tengah termasuk di antara perempuan-perempuan tersebut. (Saskia E. Wieringa: 1988).

Pada Kongres Perempuan III, setelah melakukan pembubaran PPII, mulai dimunculkan isu tentang hak suara perempuan. Perempuan terus memperjuangkan hak politik atau keterwakilan perempuan, dengan memperjuangkan Maria Ulfa menjadi anggota Volksraad, meskipun gagal. Maria Ulfa kemudian terpilih menjadi menteri Sosial pada Kabinet Syahrir II (1946) dan S.K. Trimurti menjadi menteri Perburuhan pada Kabinet Amir Sjarifuddin (1947-1948). Pada pemilu 1955, gerakan perempuan Indonesia berhasil menempatkan perempuan sebagai anggota parlemen (Budi Wahyuni,

Perjuangan dan gagasan gerakan perempuan yang sedemikian kuat dan berani pada akhirnya menjadi sepi. Kentalnya patriarkhi yang melingkupi para penulis sejarah Indonesia, menjadikan gerak perempuan dalam konteks pembentukan bangsa ke arah kemerdekaan—tentu saja mencakup gerakan politik yang telah mereka lakukan, tersisihkan atau bahkan terhapuskan sama sekali. Kecuali catatan-catatan peran mereka dalam wilayah domestik, seperti dapur umum untuk para gerilyawan. Di sinilah lantas muncul arus besar dalam pendidikan sejarah di Indonesia tentang peran laki-laki dalam perjuangan nasional dan nasionalisme kemudian menjadi sungguh-sungguh semata-mata wacana laki-laki (Catherine Hall, 1993). Padahal, sebagaimana ditegaskan, Catherine Hall, tak seharusnya ketertengge*lam*an perempuan dalam perjuangan nasional ini hilang. Sebab jika membaca berkembangnya mo*tivasi utama yang mendorong gerakan kemerdekaan Indonesia adalah kekecewaan terhadap kekuasaan kolonial yang paternalistik dan berwatak menindas laki-laki, tetapi perempuan jauh lebih berat mengalaminya, baik dalam kehidupan publik maupun pribadi. Penindasan dua tingkat ini yang mendorong perempuan berpartisipasi aktif dalam gerekan kemerdekaan. Selain, hampir menjadi fakta tak terbantahkan, semua gerakan nasionalis Indonesia diorganisasikan oleh pemuda dan perempuan untuk memerangi rasa kedaerahan yang mewarnai gerakan kemerdekaan. Dalam konteks inilah, mulai muncul kritik tajam terhadap ilmu pengetahuan sosial yang menyembunyikan pengalaman perempuan secara individu maupun kolektif, dalam seluruh kegiatan sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan. Kemunculan mereka dalam panggung sejarah gerakan nasional, misalnya, hanya dalam posisi penempelan atau menduduki posisi antagonis.

Memasuki babak baru gerakan perempuan Indonesia, ketika pada tahun 1946, setelah kemerdekaan diperoleh bangsa ini, organisasi perempuan mulai tumbuh, baik sebagai organisasi yang baru maupun kebangkitan kembali yang telah ada. Gerakan perempuan pasca kemerdekaan (masa Soekarno) ini, di samping tetap memperjuangkan agenda-agenda—termasuk pasca pemberangusan di zaman Jepang, mereka terus memperjuangkan kesamaan politik, hak memperoleh pendidikan dan kesempatan bekerja. Persoalan yang dihadapi adalah tindakan diskriminatif antara laki-laki dan perempuan. Pada masa ini, meski demikian, hak politik yang sama setidaknya secara legal telah dijamin dalam pasal 27 UUD 45. Lalu lahir UU 80/1958, yang menjamin adanya prinsip pembayaran yang sama untuk pekerjaan yang sama, perempuan dan laki-laki tidak dibedakan dalam sistem penggajian.

Sejarah gerakan perempuan yang panjang ini, memang masih banyak menyisakan pertanyaan dan kebutuhan akan lacakan-lacakan yang lebih serius dan mendalam. Karena sangat dibutuhkan adanya landasan sejarah yang kuat dalam membangun gerakan perempuan saat ini. Diyakini benar, gerakan perempuan memiliki kekhasan karakter dan strategi gerakan dan bahkan mungkin ideologi dalam setiap tahapan sejarah di Indonesia. Soal lain, yang mungkin relevan untuk didiskusikan adalah sejak kapan sesungguhnya akar sejarah gerakan perempuan di Indonesia mesti ditautkan?

Mukhotib MD adalah Koordinator Jaringan Advokasi Konsumen Kesehatan Reproduksi PKBI DIY

Sumber : http://situs.kesrepro.info/gendervaw/sep/2004/gendervaw03.htm

Sejarah Hari Ibu (bukan mother's day)



Quote:
Hari Ibu
Hari Ibu adalah hari di mana kaum perempuan dimanja dan dibebaskan dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Di Indonesia hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional. Berbeda dengan di Amerika, dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong yang merayakan Hari Ibu atau Mother’s Day pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei. Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Ibu atau Mother’s Day diperingati setiap bulan Maret.


Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/f/fd/Dhien_2.jpgDescription: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/8/8d/Maria_Walanda_Maramis.jpg

Sejarah Hari Ibu di Indonesia
Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto. Dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia(Kowani).

Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.

Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara; pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah di tak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate.

Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.

Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Di Solo, misalnya, 25 tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar amal yang hasilnya untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan beasiswa untuk anak-anak perempuan. Pada waktu itu panitia Hari Ibu Solo juga mengadakan rapat umum yang mengeluarkan resolusi meminta pemerintah melakukan pengendalian harga, khususnya bahan-bahan makanan pokok. Pada tahun 1950-an, peringatan Hari Ibu mengambil bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum perempuan secara langsung.

Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa.

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/4/40/Logo_kowani.jpg

Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji ke-ibu-an para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, surprise party bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.
Quote:
Mother's day
Peringatan Mother’s Day di sebagian negara Eropa dan Timur Tengah, yang mendapat pengaruh dari kebiasaan memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronus, dan ibu para dewa dalam sejarah Yunani kuno. Maka, di negara-negara tersebut, peringatan Mother’s Day jatuh pada bulan Maret.

Di Amerika Serikat dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong, peringatan Mother’s Day jatuh pada hari Minggu kedua bulan Mei karena pada tanggal itu pada tahun 1870 aktivis sosial Julia Ward Howe mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara